Ir.H.M.Rizki Jonis

Jumat, 18 November 2011

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Ir.H.M. Rizki Jonis

Ketika perjalanan dimulai dari sebelah utara jalan protokol serpong BSD, akan terasa kita sedang melewati jajaran gedung-gedung dengan konsep modern dengan berbagai macam konsep pengembangan kedepan. Berbagai tawaran oleh pengembang terkait konsep bangunan dan hunian beraneka ragam bentuk penawaran disodorkan.

Kita boleh bergangga ketika kita melihat wajah Kota Tangerang Selatan dari sisi bangunan dan pembangunan insfrastruktur. Kebanggaan saya agak sedikit terusik, dengan pertanyaan para aktivis lingkungan atau penggiat lingkungan tentang " Kota berwawasan lingkungan" Akhirnya pertanyaan bergejolak dalam hati saya "Apakah Tangsel akan tumbuh hutan-hutan gedung dengan konsep yang tidak memperhatikan lingkungan?


Dalam literatur yang pernah saya baca tentang konsep Green building, mestinya konsep ini bisa diterapkan sejak dini di Tangsel. Green builing sendiri, adalah bangunan yang dirancang serta dikelola dengan dampak yang minim terhadap lingkingan, sosial, ekonomi. Sementara disisi lain dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Jadi bukan sekedar penghematan energi, namun dampaknya makin luas lagi.

Penggunaan Green building, memang akan mendatangkan banyak keuntungan baik sipemilik gedung maupun si penyewanya. Misalnya, dari segi daya saing, gedung yang menerapkan konsep Green building jelas lebih kompetitif dan lebih mudah disewakan. Gedung ini juga banyak diincar perusahaan-perusahaan internasional atau multinasional.

Selain lebih hemat dari segi biaya  dan murah dalam pengelolaan, perusahaan yang menggunakan Green building juga akan memiliki citra yang lebih baik dimata masyarakat dan lingkungan bisnis. Apalagi di era krisis global disaat sekarang ini, banyak perusahaan dalam tekanan untuk menekan biaya secara cepat. Banyak yang mulai sadar bahwa perencanaan energi yang tepat bisa menjadi salah satu upaya biaya operasional mereka.

Sejauh ini, gedung-gedung di Tangsel baru sebatas antisipasi terhadap perncanaan pembangunan., tapi belum benar-benar terintegerasi dengan teknologi bangunan itu sendiri. Jadi yang dibangun oleh sejumlah developer itu hanya gedung dengan desain ramah lingkungan , bukan gedung yang benar-benar ramah lingkungan.

Memang, sebuah kota yang berwawasan lingkungan, tidak hanya menekankan pada hal yang "ijo-ijo" saja (ruang terbuka hijau). Namun, kota yang berwawasan lingkingan itu harus mempertimbangkan dampak lingkungan, dihuni oleh orang yang berdedikasi untuk meminimalisasi input energi yang deperlukan, polusi udara, metana dan polusi air.

Beberapa penelitian yang bisa dilakukakan, yaitu penataan taman kota sesuai dengan fungsinya, penanaman tanaman holtikultura ditaman kota, penerapan teknologi ramah lingkungan seperti solar cell, dan microhydro, penerapan kebijakan atau peraturan tentang kegiatan ramah lingkungan, penangan sampah disungai perkotaan (konveyor sampah), dan pemberdayaan biomassa limbah menjadi bioenergy seperti biogass dan biofuel.

Disadari sepenuhnya, bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat dan berhubungan dengan pemanfaatan seumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif maupun positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain bewawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.

Pemerintah maupun pihak swasta, harus segera sadar tentang pentingnya perencanaan pembangunan yang berkonsep Green building ini. Menggunanakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.

Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemenfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar