Ir.H.M.Rizki Jonis

Selasa, 29 November 2011

MEMBANGUN GREEN SCHOOL


Ketika kita mendengar “ sekolah” dalam benak pikiran kita pasti akan terlintas, sebuah bangunan panjang disekat-sekat yang disebut kelas. Jika kleas sebagai tempat belajar pasti seluruh kelengkapan belajar sudah tersedia. Gambaran tersebut akrizkijonis.coman menjadi pemandangan biasa dan terasa membosankan bagi siswa dan masyarakat sekolah.
            Sedikit berilustrasi, lingkungan sekolah asri dengan aneka tanaman yang terawat akan memberikan iklim belajar lebih kondusif dan suasana bugar akan tetap terpelihara, walaupun proses belajar mengajar berlangsung cukup lama, sekadar menegaskan pemikiran tersebut, kita dapat belajar pola-pola pendekatan sekolah alam yang dipelopori oleh Dik Doang dengan program sekolah alamnya. Konsep sekolah alam tersebut hanya sekedar menjadi referensi pemikiran semata. Untuk mengaplikasikan pemikiran tersebut, bukan berarti akan mengubah bangunan sekolah menjadi bangunan yang terbuka tanpa ada dinding pembatas dan mengubah struktur bangunan.
            Pengaruh lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku siswa. Kehidupan sehari-hari siswa haruslah dikedepankan untuk bekal hidup mereka dari pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh dari kehidupan siswa. Inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan sehari-hari tersebut akan menjadikan siswa belajar untuk mengenal diri dan lingkungannya beserta kemampuan untuk hidup. Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum dimaksimalkan. Guru masih terkungkung dalam ruang kelas, padahal banyak potensi yang ada dilingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa.
            “ Program sekolah hijau “ terinspirasi ketika kegiatan mata pelajaran biologi semasa saya masih di bangku SLTP. Dengan materi pembahasan ekosistem. Saya merasakan ada suasana yang cukup terkesan dan lebih menarik ketika mengikuti materi pelajaran tersebut. Setelah saya perhatikan, apa yang membuat lebih menarik dalam belajar tersebut. Ternyata suasana berpengaruh terhadap motivasi dan suasana belajar. Program Sekolah Hijau /  Green School merupakan program sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah, (guru, siswa dan pegawai), untuk mencintai alam dan melihat dirinya sebagai bagian dari alam dan bukan sebaliknya penguasa alam.
            Pendidikan lingkungan sendiri memberikan peluang untuk sebuah pendidikan atau pengajaran berorientasi komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya lokal dapat mempertinggi nilai dan memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya komunitas lokal dapat membantu sekolah dan guru untuk mengajar lebih efektif dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, dan menghubungkan langsung siswa dengan model – model peranan dan situasi “kenyataan hidup”. Dimana dibutuhkan untuk hidup bersih sehat dan nyaman. Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi bagian dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun apakah kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembetukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia dini. Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat cukup tepat dilakukan dimulai sejak Sekolah Dasar.
            Selama ini, peran guru dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar masih dominan. Oleh sebab itu kepala sekolah, guru dan Komite Sekolah harusnya dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan anak memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi di dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada masyarakatnya.
            Beberapa program kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka program “ Sekolah Hijau / Green School antara lain sebagai berikut :
1.      Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan melalui pembuatan Modul Pembelajaran Lingkungan untuk Sekolah.
2.             Pengelolaan Sampah Sekolah
3.             Kebun Sekolah/ Pembudidayaan Tanaman Obat.
4.             Kampanye Hemat Energi
5.             Dsb.

Menyitir kata-kata bijak ‘Tunas, akan selalu tumbuh dan berkembang sehingga menjadi sesuatu yang berguna dik emudian hari’ kata sederhana tersebut sarat dengan pesan yang cukup mendalam.

Sangat banyak kegelisahaan yang sangat menghinggapi diri kita berkait dengan keadaan bumi saat ini. Semakin hari semakin bertambah kerusakan yang ada. Dikoran, majalah, televisi dan radio selalu mengabarkan bencana, kerusakan hutan, laut, musnahnya berbagai sepesies, polusi udara,air, tanah dan maslah sampah yang tak kunjung usai. Sebenarnya apa yang terjadi? Kita hidup dilingkungan kota yang sedang berkembang dengan pesat, bahkan kita memiliki perguruan tinggi yang didalamnya terdapat pemikir-pemikir handal yang diharapkan mampu untuk memberikan partisipasinya terhadap kerusakan di muka bumi ini. Tak kurang pula pemuda yang diwakili pelajar dan mahasiswa , yang kita tahu mempunyai semangat juang tinggi dan selau berapi-api. Demikian juga Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang selayaknya mempelopori program-program berbasis lingkungan. Program penanaman pohon sangat perlu, tapi jauh lebih penting perawatan pohon-pohon yang sudah ditanam.
Pasti kita masih ingat pepatath yang mengatakan tong kosong berbunyi nyaring. Banyak bicara tanpa melakukan hal-hal yang lebih nyata. Banyak mengatur dan banyak berharap namun tiak memberikan contoh yang sesuai. Banyak penelitian tapi tidak menerapkan hasilnya untuk kepentingan orang banyak. Sungguh menyedihkan..!!
Tidak harus menyelematkan lingkungan dalam skala besar, walaupun perlu dimengerti tentang konsep hulu ke hilir . Lihat sampai dimana kemampuan dan apa yang dapat dilakukan. Perhatikan dulu lingkungan sekitar dan diri kita sendiri, sudahkah melakukan hal yang nyata? Gaya hidup sehari-hari terhadap listrik, air, dan sampah, serta keragaman hayati misalnya, bagaimana kita mensikapinya? Re-Use (Pakai Ulang), re- Cycle (Daur Ulang), re- Duce (Mengurangi), Refill (Isi Ulang) ?!?
Tangerang Selatan sudah terasa panas, lalu apa yang bisa kita lakukan? Pakai AC atau menanam pohon? Kita bisa bayangkan jika berjalan dari “ Bundaran Alam Sutera” hingga “Teras Kota” dengan dipayungi keteduhan pohon perindang, yang sangat mungkin diiringi nyanyian burung yang hinggap dan membuat rumah dipohon tersebut.Kita akan sadar betapa fungsi pohon sangat berguna bagi kehidupan kita.
Banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan, seperti perlunya program belajar bersama melalui pendidikan lingkungan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu serta lembaga-lembaga penelitian, lewat diskusi, buletin, kegiatan seni budaya, dan yang paling penting adalah aksi nyata, yang dilakukan secara terprogram dan terus menerus mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, serta masyarakat luas termasuk pemerintah setempat. Akan menjadi contoh yang baik kepada masyarakat bila kita mampu menata sekolah/ kampus dengan sesuatu yang nyata dan membumi, sehingga kita dan masyrakat luas tidak kesulitan untuk mencerna dan melakukannya. Lalu kapankah kiranya kita dapat menjalin kerjasama, saling melengkapi dengan segala perbedaan yang ada.
Program sekolah hijau/Green School harus menjadi gerakan bersama, program ini harus di rintis mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi . Sebagai penutup kita berharap “ mari berbuat untuk lingkungan.......................mulai saat ini dan untk selamanya!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar